Minggu, 11 April 2021, melalui Program Dana Hibah ITERA 2021, Madi, S.T., M.T. seorang dosen muda Prodi Teknik Sistem Energi ITERA menggagas dalam penerapan generator mikrohidro untuk menerangi 20 rumah warga di desa batu saeng, tanggamus, Lampung. Ide yang digagas oleh Bapak Madi berawal dari survei yang telah dilakukannya terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang sudah tua dan hampir terbakar. Sehingga, Madi mengjak rekan-rekan dosennya yaitu, Khoirun Naimah, S.ST., M.Han., Duwi Hariyanyo, S.Si., M.Si., Rinaldi Ikhram, S.T., M.T., dan Isnaini Rahmadi S.TP., M.Si., untuk menerapkan generator kapasitas 10.000 watt untuk melistriki 20 rumah warga di Desa Batu Saeng, Ogan Jaya, Tanggamus, Lampung. Selain dosen, Bapak Madi juga mengajak para mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat supaya mereka bisa belajar dan mempeunyi motivasi dalam membangun masyarakat khsusnya dibidang energi terbarukan, mahasiswa tersebut adalah Alfajar Puja Kusuma, Hasbiyalloh, dan Risfihan Rafi.
Perjalanan
menuju lokasi dari ITERA dapat ditempuh selama kurang lebih empat jam, dengan
medan yang sangat sulit dan memicu adrenalin. Madi dan Tim berangkat dari ITERA
mulai pukul enam pagi dan sesampainya digerbang desa jam 10 pagi, lalu kami
dijemput oleh warga dengan menggunakan mobil pick up bersama generator mikrohidro yang kami siapkan. Saat itulah
awal perjalanan yang harus kami siapkan fisiknya karena sangat sulit dilalui
dengan jalan setapak, tanah liat merah yang basah dan bercampur batu-batu besar
yang harus dilalui, sehingga ban mobil pun harus ditambah rantai agar kuat
melalui rintangan jalan tersebut. Perjalanan dari tempat penjemputan menuju
lokasi pemasangan generator mikrohidro dapat ditempuh kurang lebih satu jam
perjalanan. Sulitnya perjalanan yang kami lalui itu, ternyata tidak membuat
kami lelah, justru kami tetap tersenyum untuk tujuan baik itu, ditambah melihat
pemandangan desa yang sangat indah dan sejuk dikelilingi pepohonan dan
bukit-bukit diiringi suara kicauan burung yang masih sangat asri.
Pukul
11 pagi, kami sampai ke lokasi sumber air sebagai tempat pemasangan generator
mikrohidro. Kami bersama para warga desa sangat antusias untuk bergotong royong
dalam pemasangan generator kapasitas 10.000 watt. Setelah PLTMH lama yang sudah
tua itu dibongkar oleh warga, kemudian kami mulai memasang yang baru dengan
kapasitas yang lebih besar. PLTMH yang lama mempunyai kapasitas daya 8000 watt,
dan yang kami terapkan sebagai penggantinya berkapasitas lebih besar yaitu
10.000 watt. Tak berpikir panjang lebar, kami pun bersama warga memasang
generator mikrohidro dan listrik pun menyala serta disalurkan untuk dua puluh
rumah warga desa batu saeng, ogan jaya, tanggamus, lampung. “Saat lampu itu
menyala, saya merasa sangat senang begitupun dengan para warga, rekan-rekan
dosen lainnya dan mahasiswa yang ikut serta, walaupun medan perjalanan yang
sangat sulit namun itu tantangan buat kami sebagai engineer,” Ujar Bapak Madi
selaku ketua Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat.
Selesainya
penerapan generator mikrohidro, kami pun berfoto bersama sebagai dokumentasi
dan bukti bahwa kami telah memberikan bukti nyata dalam menerangi desa. Setelah
itu, kami makan bersama dan beranjak pulang. Selama kegiatan itu, kami juga
tetap melakukan protokol kesehatan, seperti memakai masker, cek suhu dan hand
sanitizer selama masa pandemi ini. Kami pun beranjak pulang dan ternyata hujan
deras membasahi kami, sehingga kami harus rela turun dan jalan kaki melewati
medan perjalanan yang sangat sulit. Saat itu, kami harus berjalan kaki di atas
tanah merah yang basah bercampur hujan, bercampur bebatuan dan di samping
kanan-kiri terdapat jurang, sehingga sangat memicu adrenalin kami. Sebagian
dari kami banyak yang terpeleset karena jalan yang begitu licin, bahkan
sebagian tidak kuat melaluinya karena jalan kaki menanjak menuju lokasi
penjemputan, namun kami terap salin membantu dan menolong satu sama lainnya
agar bersama-sama sampai ketujuan. Alhamdulillah kami bisa melaluinya, walaupun
sekujur tubuh basah dan kotor bercampur tanah merah, namun itulah pengalaman
luar biasa yang kami alami dan tak pernah dilupakan selama program pengabdian
kepada masyarakat.
0 komentar:
Post a Comment